Tak ingin ketinggalan pada kancah perhelatan olah raga teranyar seantero jagad raya ditahun 2014, Kopi Tao juga turut memeriahkan event yang berlangsung lebih kurang sebulan ini (Juni - Juli) dengan mengeluarkan berbagai produk promosi, diantara yakni "Quiz tebak skor" dilakukan secara berkala dan juga Promosi "beli 1 dapat 1" dengan syarat dan ketentuan berlaku.
Pengumuman tentang promosi dan quiz tersebut disebarkan melalui jejaring sosial di dunia maya melalui akun Facebook Kopi tao: https://www.facebook.com/kopi.tao. Cukup lumayan respon dari para facebookers terhadap promosi ini. Beberapa kali quiz yang diselenggaran sudah terdapat beberapa orang yang memboyong hadiah yang diberikan, yakni kopi bubuk Kopi Tao kemasan 250 gram.
Dengan promosi ini setidaknya diharapkan warga Indonesia khususnya yang berdomisili di kota Medan dan sekitarnya dapat lebih menikmati kopi-kopi terbaik hasil dari petani dan bumi pertiwi kita sendiri, yakni kopi Dolok sanggul. Dan ini pasti akan menjadi hubungan yang adil antara petani dengan konsumen kedepannya.
Minggu, 29 Juni 2014
Senin, 23 Juni 2014
Kopi Dolok Sanggul Di MICF 2014
Sedari tanggal 2 – 4 Mei 2014, bertempat di Taman Ahmad Yani kota Medan, berlangsung acara Medan International Coffee Festival (MICF) 2014. Acara yang dibuka oleh Pelaksana Tugas Walikota Medan, Bapak HT Dzulmi Eldin mendapat sambutan luar biasa khususnya dari warga kota Medan karena kegiatan ini baru pertama kalinya dilakukan. Para peserta festival yang turut memeriahkan acara datang dari berbagai daerah dan berbagai usaha, diantara adalah pelaku eksportir kopi dari Jakarta, bandung, dan Bali. Kemudian ada juga kedai-kedai kopi dari Kota Medan, serta pelaku usaha mesin-mesin pertanian dari Jakarta, dan tidak ketinggalan pula koperasi.
Dalam kata sambutannya Plt. Walikota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan Internasional Coffee Festival 2014 diharapkan bisa menjadi promosi sekaligus ikon baru bagi industri kopi di Sumatera Utara (Sumut) khususnya Kota Medan.
"Kota Medan merupakan gerbang menuju komunitas kopi internasional dan memiliki peran penting dalam komoditas kopi. Banyak perusahaan melakukan kegiatan ekspor kopi ke mancanegara melalui Kota Medan," Tambahnya, Jumat (2/5).
Diacara pembukaan para pengunjung disuguhkan berbagai pentas seni tarian khas Melayu serta khas Batak yang merupakan binaan dari Dinas Parawisata Provinsi Sumatera Utara. Selain itu ada juga musisi-musisi kota Medan yang menghibur dengan lantunan lagu-lagu populer saat ini.
Menjelang sore hari para pengunjung terlihat semakin memadati arena festival, baik yang datang bersama keluarga maupun bersama rekan-rekan. Demikian juga ruang pameran Kopi Tao (unit usaha koperasi Hutan Mas) yang berkesempatan memamerkan produk-produk kopi unggulannya, kedatangan banyak pengunjung yang penasaran dengan kopi asal Dolok Sanggul. Produk-produk kopi bubuk yang dikemas dalam ukuran 100 gram dan 250 gram, biji kopi hijau (green bean) dan biji kopi yang telah digonseng (roasted bean), serta lembaran koran komunitas Barita Humbang menghiasi ruangan pameran.
Sesekali terlihat terjadi transaksi antara pengunjung dan penjaga ruang pameran Kopi Tao. ketika ditanya, penjaga stand mengaku Para pembelinya tidak hanya berasal dari kota Medan saja, ada juga yang berasal dari Jakarta, Tg. Balai, Siantar, dll.
"kepada setiap pengunjung yang mampir, kami selalu menyampaikan asal-usul Kopi Tao dan bagaimana prosesnya dilakukan. Selain itu para pengunjung yang mampir ke stand kami dapat mencicipi sensasi kopi DOlok Sanggul ini" Ujar Rizky, sang petugas pameran saat ditanyai oleh koran ini.
Dari pantauan dilokasi festival, hanya kopi yang berasal dari Dolok Sanggul sebagai peserta yang mewakili provinsi Sumatera Utara. Padahal di Sumatera Utara ini banyak dikenal sumber-sumber kopi yang mendunia seperti kopi Mandhaeling, Kopi Sidikalang, dan bahkan kopi Lintong.
"Kami sangat menyayangkan minimnya kehadiran para pelaku industri kopi yang ada dikota Medan ini. Padahal acara ini dibuat untuk memperkenalkan kopi-kopi khususnya asal Sumatera Utara kepada masyarakat kota Medan dan diluar kota Medan." Ucap Luthfi Hutasuhut, panitia pelaksana MICF 2014 saat dikonfirmasi.
"Peran serta pemerintah juga memprihantinkan untuk mempromosikan kopi-kopi asal Sumut. Padahal kota Medan ini adalah sentra untuk perdagangan kopi Arabika di Indonesia." Tambahnya lagi.
Dengan raut wajah yang murah senyum, beliau tetap optimis bahwa kegiatan festival yang baru pertama kali dilakukan dikota Medan ini mampu membawa angin segar bagi pelaku-pelaku usaha kopi yang mandiri.
"Saya berharap dengan adanya festival ini semua stakeholder usaha kopi akan memperoleh manfaat termasuk petani-petani kopi kita. Makanya kami mempersilahkan Kopi Tao menjadi peserta secara gratis diacara ini. Mudah-mudahan mereka mendapatkan para pembeli yang potensial yang nantinya pasti akan berimbas kepada para petani yang ada di Dolok Sanggul yang menjadi binaan mereka." Ujar Luthfi dalam wawancara singkat dengan koran ini disela-sela acara festival.
Saat ditanya antusias pengunjung terhadap kopi asal Dolok Sanggul, Kreb yang juga merupakan penjaga ruang pameran Kopi Tao menyebutkan masih banyak orang yang belum tahu dimana itu Dolok Sanggul dan kopinya jenis apa.
"Tapi lumayanlah bang, ada yang bilang kopi kita enak dan bahkan banyak juga yang beli kopi kami. Ada beberapa bule yang mampir dan pendapat mereka sama. Tadi juga ada orang Jakarta mampir tertarik mau beli green bean (biji kopi hijau) dalam skala besar. Mudah-mudahan bisa terwujud bang.." Ujarnya sambil tersenyum.
Saat sore menjelang malam ada acara yang cukup menarik dalam dunia kopi yakni, Cuping Session (menguji cita rasa kopi). Didalam tenda khusus terlihat sudah tersaji peralatan dan beberapa biji kopi yang telah digongseng. Acara yang dipandu oleh bapak Surip Mawardi dan Edi Panggabean (keduanya merupakan ahli didunia kopi) diikuti oleh pelaku-pelaku usaha kopi, termasuk juga Kopi Tao. Bahkan menurut panitia, ada juga pembeli dari luar (Jerman) yang turut serta.
"Luar biasa! saya suka kopi Dolok Sanggul ini. Punya karakter yang khas dan kuat. Semuanya pas, proses pasca panen dan penyanyiannya." Ucap pak Surip saat ditanyai pendapatnya setelah acara uji cita rasa kopi berakhir.
Selain menyajikan kopi, rupanya di hari kedua dalam festival ini, Sabtu (3/5) Kopi Tao juga melakukan pemutaran film tentang aktifitas sekolah lapang yang dilakukan di Dolok sanggul. Sepanjang malam hari film itu terus diputar untuk menarik perhatian para pengunjung. Film yang berdurasi 15 menit itu banyak menceritakan teknik-teknik budidaya kopi organik.
Dalam kata sambutannya Plt. Walikota Medan, Dzulmi Eldin, mengatakan Internasional Coffee Festival 2014 diharapkan bisa menjadi promosi sekaligus ikon baru bagi industri kopi di Sumatera Utara (Sumut) khususnya Kota Medan.
"Kota Medan merupakan gerbang menuju komunitas kopi internasional dan memiliki peran penting dalam komoditas kopi. Banyak perusahaan melakukan kegiatan ekspor kopi ke mancanegara melalui Kota Medan," Tambahnya, Jumat (2/5).
Diacara pembukaan para pengunjung disuguhkan berbagai pentas seni tarian khas Melayu serta khas Batak yang merupakan binaan dari Dinas Parawisata Provinsi Sumatera Utara. Selain itu ada juga musisi-musisi kota Medan yang menghibur dengan lantunan lagu-lagu populer saat ini.
Menjelang sore hari para pengunjung terlihat semakin memadati arena festival, baik yang datang bersama keluarga maupun bersama rekan-rekan. Demikian juga ruang pameran Kopi Tao (unit usaha koperasi Hutan Mas) yang berkesempatan memamerkan produk-produk kopi unggulannya, kedatangan banyak pengunjung yang penasaran dengan kopi asal Dolok Sanggul. Produk-produk kopi bubuk yang dikemas dalam ukuran 100 gram dan 250 gram, biji kopi hijau (green bean) dan biji kopi yang telah digonseng (roasted bean), serta lembaran koran komunitas Barita Humbang menghiasi ruangan pameran.
Sesekali terlihat terjadi transaksi antara pengunjung dan penjaga ruang pameran Kopi Tao. ketika ditanya, penjaga stand mengaku Para pembelinya tidak hanya berasal dari kota Medan saja, ada juga yang berasal dari Jakarta, Tg. Balai, Siantar, dll.
"kepada setiap pengunjung yang mampir, kami selalu menyampaikan asal-usul Kopi Tao dan bagaimana prosesnya dilakukan. Selain itu para pengunjung yang mampir ke stand kami dapat mencicipi sensasi kopi DOlok Sanggul ini" Ujar Rizky, sang petugas pameran saat ditanyai oleh koran ini.
Dari pantauan dilokasi festival, hanya kopi yang berasal dari Dolok Sanggul sebagai peserta yang mewakili provinsi Sumatera Utara. Padahal di Sumatera Utara ini banyak dikenal sumber-sumber kopi yang mendunia seperti kopi Mandhaeling, Kopi Sidikalang, dan bahkan kopi Lintong.
"Kami sangat menyayangkan minimnya kehadiran para pelaku industri kopi yang ada dikota Medan ini. Padahal acara ini dibuat untuk memperkenalkan kopi-kopi khususnya asal Sumatera Utara kepada masyarakat kota Medan dan diluar kota Medan." Ucap Luthfi Hutasuhut, panitia pelaksana MICF 2014 saat dikonfirmasi.
"Peran serta pemerintah juga memprihantinkan untuk mempromosikan kopi-kopi asal Sumut. Padahal kota Medan ini adalah sentra untuk perdagangan kopi Arabika di Indonesia." Tambahnya lagi.
Dengan raut wajah yang murah senyum, beliau tetap optimis bahwa kegiatan festival yang baru pertama kali dilakukan dikota Medan ini mampu membawa angin segar bagi pelaku-pelaku usaha kopi yang mandiri.
"Saya berharap dengan adanya festival ini semua stakeholder usaha kopi akan memperoleh manfaat termasuk petani-petani kopi kita. Makanya kami mempersilahkan Kopi Tao menjadi peserta secara gratis diacara ini. Mudah-mudahan mereka mendapatkan para pembeli yang potensial yang nantinya pasti akan berimbas kepada para petani yang ada di Dolok Sanggul yang menjadi binaan mereka." Ujar Luthfi dalam wawancara singkat dengan koran ini disela-sela acara festival.
Saat ditanya antusias pengunjung terhadap kopi asal Dolok Sanggul, Kreb yang juga merupakan penjaga ruang pameran Kopi Tao menyebutkan masih banyak orang yang belum tahu dimana itu Dolok Sanggul dan kopinya jenis apa.
"Tapi lumayanlah bang, ada yang bilang kopi kita enak dan bahkan banyak juga yang beli kopi kami. Ada beberapa bule yang mampir dan pendapat mereka sama. Tadi juga ada orang Jakarta mampir tertarik mau beli green bean (biji kopi hijau) dalam skala besar. Mudah-mudahan bisa terwujud bang.." Ujarnya sambil tersenyum.
Saat sore menjelang malam ada acara yang cukup menarik dalam dunia kopi yakni, Cuping Session (menguji cita rasa kopi). Didalam tenda khusus terlihat sudah tersaji peralatan dan beberapa biji kopi yang telah digongseng. Acara yang dipandu oleh bapak Surip Mawardi dan Edi Panggabean (keduanya merupakan ahli didunia kopi) diikuti oleh pelaku-pelaku usaha kopi, termasuk juga Kopi Tao. Bahkan menurut panitia, ada juga pembeli dari luar (Jerman) yang turut serta.
"Luar biasa! saya suka kopi Dolok Sanggul ini. Punya karakter yang khas dan kuat. Semuanya pas, proses pasca panen dan penyanyiannya." Ucap pak Surip saat ditanyai pendapatnya setelah acara uji cita rasa kopi berakhir.
Selain menyajikan kopi, rupanya di hari kedua dalam festival ini, Sabtu (3/5) Kopi Tao juga melakukan pemutaran film tentang aktifitas sekolah lapang yang dilakukan di Dolok sanggul. Sepanjang malam hari film itu terus diputar untuk menarik perhatian para pengunjung. Film yang berdurasi 15 menit itu banyak menceritakan teknik-teknik budidaya kopi organik.
Langganan:
Postingan (Atom)