Program ini sangat penting dilakukan untuk keberlanjutan perkebun kopi rakyat (baik kualitas maupun kuantitasnya) serta lingkungan yang lebih baik. kami melihat bahwa kebun-kebun kopi rakyat khususnya yang berada diseputaran Kabupaten Humbang Hasundutan minim perawatan dan minim nutrisi, selain itu juga minim memperhatikan aspek lingkungan seperti keberadaan hutan alamnya. Guna pencapaian produksi yang maksimal serta memperhatikan lingkungan, penguatan yang kami lakukan tidak hanya terbatas pada pelatihan budidaya saja tapi juga termasuk penguatan terhadap kesejahteraan/taraf ekonomi petani kopi. Kami meyakini, dengan juga melakukan upaya peningkatan taraf ekonomi para petani maka besar kemungkinan mereka akan meninggalkan kebiasan-kebiasan lama dalam budidaya kopi karena dirasakan ada manfaat secara langsung yang mereka terima. Oleh sebab itu kami bersama petani menggagas koperasi dan kelompok tani sebagai unit usaha. Dalam hal penguatan ekonomi petani kopi, kami menganut dan mendorong "keadilan perdagangan".
2. EDUKASI KOPI
Peminum atau penikmat kopi di Indonesia cukup besar dan terus meningkat. Bahkan berdasarkan data yang ada impor kopi juga meningkat. Ini merupakan peluang pasar dan dapat meretas rantai perdagangan yang cukup panjang sehingga akan memberikan keuntungan yang maksimal bagi semua pelaku usaha kopi lokal. Sayangnya masih peningkatan konsumen tersebut belum diikuti dengan pemahaman yang benar. Banyak peminum kopi di Indonesia yang belum sepenuhnya memahami kopi, yang diketahui hanya sebatas bahwa kopi itu hitam dan pahit. Selain itu masih banyak juga yang mempercayai opini atau isu yang dibangun (entah siapa yang memulai) menjelekkan kopi. Bahkan opini/isu tersebut tidak hanya bagi konsumen tapi juga bagi para produsen (petani), misalnya banyak petani yang mempercayai bahwa buah kopi yang mereka hasilkan untuk bahan misiu dan cat. Akibat pemahaman yang kurang ini, para konsumen tidak menghiraukan soal kualitas, bagaimana kopi diproses, dan lain sebagainya yang pada akhirnya merugikan konsumen dan petani itu sendiri. Bagi kami, edukasi adalah investasi sosial. Dengan bertumbuhnya pemahaman tentang kopi bagi masyarakat Indonesia sama saja meningkatkan pasar domestik. Rantai perdagangan akan semakin pendek dan tentunya konsumen akan menikmati atau mengkomsumsi kopi yang berkualitas.
3. BANTUAN KEMANUSIAAN
Petani Kopi di Sumatera sangat rentan terhadap bencana dimana rata-rata pemukiman dan kebun rakyat berada diantara gugusan Bukit Barisan yang merupakan jalur gunung merapi. Selain itu ancaman bencana juga hadir akibat pola pembangunan yang selama ini digagas pemerintah sangat tidak arif lingkungan sehingga merusak tatanan ekologi. Hutan-hutan alam sudah banyak yang tergantikan dengan tanaman-tanaman monokultur seperti sawit dan tanaman kayu. Seperti yang dialami petani kopi di Kabupaten Karo, mereka harus kehilangan mata pencaharian karena kebun-kebun kopi telah tertimbun abu vulkanik gunung Sinabung yang meletus (tercatat ada sekitar 3000 hektar kebun kopi yang rusak). Bahkan mereka juga harus kehilangan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, dalam meringankan beban para petani kopi yang mengalami musibah atau bencana kami kerap melakukan penggalangan dana untuk diserahkan kepada para petani kopi yang menjadi korban.