Peserta berpose dikampung tua |
Sekitar jam enam pagi tanggal dua tujuh dibulan september lalu dimana
kabut masih menyelimuti desa Matiti yang berada di Kecamatan Dolok sanggul, Kabupaten
Humbang Hasundutan, sebuah minibus berhenti tepat didepan kantor koperasi kami
(Koperasi Hutan Mas). Satu persatu terlihat keluar para penumpang yang menuruni
tangga bus, nampak tua-muda serta perempuan-lelaki.
Sembari meluruskan badan, sarapan ala kadarnya telah disediakan dan
tentunya ditemani kopi Dolok Sanggul sebagai pembuka sambutan bagi para peserta
wisata kopi. Kalimat pertama yang keluar dari mulut mereka adalah “Dingin kali
disini..!”
Kegiatan ini (wisata kopi) merupakan kali pertama yang diselenggarakan
oleh Kopi Tao. Setidaknya ada sebanyak sepuluh orang yang menjadi peserta.
Meski judulnya adalah wisata kopi, ternyata tidak semua peserta wisata adalah
penikmat apalagi pecinta kopi. Mereka ini adalah traveller yang mencoba mencari
nuasa baru berwisata.
Penjelasan tentang kebun kopi pada peserta |
Di hari pertama, jam sembilan pagi, peserta dipandu beranjak dari
kantor koperasi menuju kebun kopi yang berjarak sekitar lebih kurang tiga ratus
meter. Dilokasi kebun kopi seluas setengah hektar peserta memetik buah yang
sudah matang (cherry kopi). Namun sayang, karena musim panen raya yang datang
terlambat dan kebun-kebun kopi rakyat sedang mengalami banyak kerusakan (faktor
kemarau panjang dan minim perawatan), tidak banyak buah yang bisa dipetik. Dan
mengingat buah yang dipetik tidak signifikan maka untuk kopi akan diproses
dengan metode natural, yakni buah cherry dikeringkan hingga biji kopinya
mencapai kadar air 12%.
Setelah lebih kurang satu jam,
perjalanan kemudian dilanjutkan menuju hutan Kemenyan milik masyarakat. Perjalanan
diteruskan dengan mengendarai minibus mengingat jarak tempuh cukup jauh. Meski begitu,
perjalanan harus dilanjutkan dengan berjalan kaki untuk menelusuri hutan
Kemenyan dan hingga berakhir dilokasi air terjun sambil bersantap makan siang.
Dalam penelusuran hutan Kemenyan, peserta juga diberikan informasi
terkait Kemenyan dan juga melewati perkampungan tua yang sudah ditinggali.
Penjelasan Kemenyan oleh masyarakat |
Setelah menikmati santap malam, peserta kemudian diberikan penjelasan
tentang memanggang (sangrai) kopi, menyeduh kopi dengan berbagai alat seperti
Mocca Pot, French Pres, Turkish, Vietnam Drip. Peserta juga diberikan
kesempatan untuk memang sendiri kopinya dengan level roasting yang diminati,
dan boleh dibawa pulang hasil kopinya.
Keesokan hari, peserta kemudian dibawa jalan menuju Tipang sebuah
wilayah di Kecamatan Bakti Raja untuk menikmati keindahan air terjun dan
panorama Danau Toba. Juga tak ketinggalan adalah sebuah sejarah dari istana
Sisingamangaraja (salah satu pahlawan Indonesia Raya). Sebelum beranjak kembali
menuju kota medan, peserta diajak makan siang dengan bersantap daging kuda disebuah
kedai nasi yang berada di kota Dolok Sanggul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar